Selasa, 24 Januari 2012

Jiwa yang Rapuh..!!!

Dalam gelapnya kehidupan
Gemuruh pertarungan antara yang hak dan bathil
Jiwa terasa tersungkur
Keputusasaan mulai menyusup ke dalam hati
tanpa disadari

Jalan terjal telah dilalui
penuh peluh, air mata dan bersimbah darah
bahkan jatuh dan jatuh lagi
Apakah itu dirimu?
Kuyakin bukan
Karena engkau seorang Muslim
Engkaulah penyeru itu

Engkau dapat bangkit
kembali meretas jalan suci ini
Kembali menggelorakan jiwamu
Siap bertransaksi dengan-Nya
Janganlah ada ragu menapakinya

Engkau akan meniupkan secercah harapan
Engkaulah sang pendobrak itu
bersinar diantara cahaya lainnya
Kelak saat hari kebangkitan
Engkau akan tersenyum
dengan seberkas cahaya yang bersinar dikedua tanganmu.



" Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan ALLAH, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi ALLAH. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan "
(QS. At-Taubah: 20)

Siapkah Jatuh Cinta?

Bismillahirrahmanirrahim..


Apa yang kamu pikirkan jika kamu ditanya “ apakah kamu siap jatuh cinta “ ?? Lho jatuh cinta kan bisa dialami siapapun dan kapanpun,  ngapain pake persiapan ?? Pertanyaan seperti itu mungkin ada dibenak kamu.


Jatuh cinta memang bisa dialami siapapun dan kapanpun, gak ada yang bisa menyanggah hal itu. Setiap jatuh cinta pasti hati terasa bergetar, berjuta rasanya, pokoknya dunia milik berdua yang lain ngontrak..Aduh..Aduh..sampai segitunya.


Tapi benarkah  kamu sedang jatuh cinta atau malah hanya menuai rasa kagum ?? kalo hanya merasa kagum lalu kamu mengartikan itu jatuh cinta tanpa ada realisasi kejenjang keseriusan artinya kamu hanyalah mencari aktivitas ‘hubungan’ karna kamu merasa kesepian atau gak mau dibilang jomblowan sejati.


Kalo ternyata kamu benar-benar jatuh cinta maka kamu harus mempunyai pilihan yakni pikiran yang lebih luas, siap jatuh cinta berarti kamu harus siap menikah. Jatuh cinta pada diri seorang muslim bukanlah hal yang mudah, karna dia mempunya proses saling bertanding antara hati dan syetan.


Lho kok gitu ??


Seorang muslim pastilah memiliki cinta yang bukan picisan. Disadari atau tidak ketika dia jatuh cinta, dia harus bertanding dengan syetan yang berselimut nafsu. Kalo sampai syetan yang menang, gak bisa dipungkiri aktivitas maksiatlah yang dia dapatkan. Benarkah cinta yang diselimuti nafsyu setan akan selalu menyenangkan ?? Senang diawal tapi entah nanti diakhir.


Tidak ada yang salah ketika kamu jatuh cinta, toh itu memang sudah kehendak fitrah yang ada dalam diri kamu. Namun benarkah jika kamu jatuh cinta kamu akan memikirkan pernikahan, kalo gak dan Cuma mikir masih pilih-pilih mending gak usah jatuh cinta dulu deh, yang ada malah bikin sakit hati malah patah hati lalu bunuh diri. Gak banget deh !!!


Gak perlu pacaran dulu untuk merasakan jatuh cinta kan sahabat ?? gak perlu pacaran dulu kan untuk kenal pasanganmu ?? kalo kamu merasa itu perlu, maka pernikahan yang perlu kamu teladani adalah pernikahan Rasulullah atau Ali ra. Mereka gak perlu bergandengan tangan dulu atau ber SMS an mesra dulu sebelum pernikahan untuk jatuh cinta kan sahabat. ( eh jaman dulu belum ada SMS ya, surat deh kalo gitu ^_^ )


So sahabat, pikirkan dulu sebelum kamu merasa bahwa kamu jatuh cinta atau ternyata itu hanyalah rasa kagummu. Kamu belum bisa dikatakan jatuh cinta kalo kamu belum menikahinya, karna cinta itu adalah sebuah anugrah yang hanya bisa dirasakan oleh jiwa-jiwa yang menautkan cinta mereka pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Yaa Robb..Ku ingin segera berlabuh, tutuplah labuhanku bila dia bukan untukku. Jangan sirnakan pelabuhan cintaku demi kenistaan. Inginku redam rasa ini hanya untuk Mujahid tertangguhku yang mampu memperjuangkan dirinya untukMu. Ku hibahkan hati ini hanya padaMu, karna Engkau lah yang mengerti arti cinta sesungguhnya.

Cerita Ikhwan Akhwat...."Lucu"

 Seorang ikhwan yang kuliah di semester akhir berazzam untuk menyempurnakan separuh dien-nya. Sebagaimana biasa, beliau pun menghubungi ustadnya dan memulai proses dari awal sampai akhirnya tiba saatnya untuk taaruf, yaitu dipertemukan dengan calonnya. Tibalah hari dan jam yang telah ditentukan, dengan semangat seorang aktivis, beliau datang tepat waktu di sebuah tempat yang telah dijanjikan ustad. Taaruf pun dimulai, sang akhi duduk disebelah murobby, sementara agak jauh di depannya sang akhwat di temani murobbiyahnya dengan posisi duduk menyamping menjauhi sudut pandangan si ikhwan. Setelah sekian lama berlalu tak ada pembicaraan, sang murobby berbisik pelan pada mad’unya yang malu-malu ini:
“Gimana akhi, sudah lihat akhwatnya belum, sudah mantap apa belum ?”
“Sudah Ustad, saya mantap sekali ustad, akhwatnya yang sebelah kiri itu khan?”
Murobbynya kaget, wajahnya berubah agak kemerahan. ” Eh..gimana antum ! yang itu istri saya !”

Belum Menikah

Memang susah jadi ikhwan bujangan, pasti banyak sindiran dan provokasi yang datang setiap saat untuk segera menyempurnakan separuh dien ini. Apalagi jika ia juga berprofesi sebagai seorang murobbi, maka setiap pertemuan mingguan pasti ada sindiran-sindiran kecil dari para mad’unya yang rata-rata juga belum menikah. Sebenarnya sang murobbi ini nggak enak dan takut juga kalau status bujangannya ini menghalangi anak buahnya untuk segera menikah.
Akhirnya pada suatu kesempatan mingguan, setelah sekian lama para mad’unya menanyakan masalah yang satu itu, sang murobbipun berpesan singkat di hadapan para ikwah di hadapannya,
” Ikhwan sekalian, untuk masalah pernikahan… jangan jadikan status ana sebagai penghalang kalian menikah, cukup jadikan saja saya sebagai contoh atau tauladan ..! “
Para ikhwan yang mendengar pun terbengong-bengong keheranan.

Kriteria ( 1 )

Seorang Akhi muda yang baru lulus S-2 di luar negeri ditanya oleh ustadnya mengenai kriteria akhwat yang diinginkannya. Maka dengan segala idealisme sebagai seorang Ikhwan, mulailah ia mencari-cari kriteria dan menuliskan hampir lebih dari sepuluh kriteria, kemudian menyerahkan pada ustadnya tersebut.
Kriterianya sangat bermacam-macam dan agak mengada-ada. Dari yang pertama dia harus seorang akhwat, cantik, pendidikan tinggi, Suku Sunda, berkacamata, lulus dengan cumlaude, hafal sekian juz. dan demikian seterusnya. Setelah diproses oleh sang ustad, akhirnya ia diberitahu bahwa tidak ada akhwat yang bisa sesuai dengan 10 syarat tesebut. Kemudian sang Ikhwan mengurangi kriterianya menjadi 9, setelah diproses sekian minggu ternyata hasilnya nihil. Kemudian sang ikhwan mengurangi satu lagi dari kriterianya menjadi delapan. Dan setelah ditunggu sekian lama hasilnya tetap nihil karena terlau ideal kata ustadnya. Dan demikian seterusnya setiap kali gagal sang ikhwan mengurangi satu kriteria. Sampai setelah lewat lebih dari dua tahun sang Ikhwan akhirnya menemukan pasangan hidupnya.Tapi itupun setelah kriterianya tinggal satu!

Kriteria ( 2 )

Seorang Akhi ditanya sang Murabbi tentang kriteria seorang akhwat yang diinginkannya. Setelah beberapa saat berpikir, sang Akhi menjawab dengan malu-malu,
“Yang pertama Ustad, dia harus seorang yang cukup cantik.”
“Astaghfirullah Akhi, bukannya Rasulullah menyuruh kita untuk mengutamakan agamanya dulu ? “
“Yang itu sih bukan masalah ustad ? “
“Bukan masalah bagaimana akhi, ada hadist nya lho ..”
“Khan yang namanya akhwat pasti berjilbab gede, berarti semuanya kita anggap sudah punya pemahaman agama yang cukup baik, sekarang tinggal kriteria selanjutnya yaitu yang cantik “
” Antum bisa aja cari alasan !”

Kriteria (3)

Lagi-lagi seorang Ikhwah diinterogarsi oleh murobbinya tentang calon akhwat yang diinginkannya. Ikhwan yang satu ini tampaknya sudah kena blacklist sama murobbinya karena selalu menolak memberi kriteria ketika ditanya.
” Akhi, ini yang terakhir kalinya, kira-kira seperti apa akhwat yang antum inginkan menjadi pendamping antum dalam berdakwah”
“Sudah deh ustad, ane nggak banyak minta, yang asal-asalan aja “
Sang Murobbi pun bengong dibuatnya, “Asal-asalan bagaimana maksud antum ?
Antum kan punya hak untuk mengajukan kriteria.”
“Maksud ane, asal sholihah, asal cantik, asal kaya, asal hafal Qur’an, asal pintar, dan asal-asalan yang lainnya .”
“Pantes saja antum nggak nikah-nikah !”

Poligami

Seorang Akhi baru saja melangsungkan pernikahan dakwahnya dengan seorang akhwat yang sama-sama berjiwa aktivis pula. Minggu-minggu awal pun dilalui dengan penuh ceria, Qiyamul-lail berjamaah, baca Al-Ma’tsurat sama-sama, tabligh akbar bersama bahkan sampai demo dan longmarch pun dilakukan sama-sama. Suatu ketika setelah pulang dari suatu acara seminar bertemakan Poligami, pasangan ini terlibat dalam pembicaraan serius,
“Bagaimana Mi, pendapat Ummi tentang poligami secara umum “
“Abi, secara umum poligami tidak ada nilai buruknya sebagaimana yang digemborkan banyak orang, bahkan itu merupakan solusi satu-satunya lho.”
“solusi bagaimana maksud Ummi ?”
“Maksudnya, coba deh abi lihat, berapa perbandingan jumlah ikhwan dan akhwat, di Jakarta aja lebih dari 1 : 7, kalau semuanya dapat satu-satu, maka bagaimana nasib yang tiga lainnya? “
“Kalo Ummi sudah paham, bagaimana kalo kita yang memulai ?”
“Maksud Abi bagaimana ? “
“Abi mau poligami, tapi yang cariin calonnya ummi saja ya.”
“Apaa..! abi mau poligami ? “
“Ya dong, khan Ummi sendiri yang bilang tadi, ingat ini juga sunnah Nabi Muhammad SAW lho..”
“Wah ! kalo begitu abi salah menafsirkan Siroh Nabawiyah, khan Rasul berpoligami setelah istri pertamanya Kahdijah ra, meninggal.
Nah! Jadi abi boleh menikah poligami sampai empat pun boleh, asal setelah Ummi, istri pertama Abi ini, meninggal, OK ?”
“Ini pasti Murobbiyah ya yang ngajari..?”
Sang istri tersenyum manja penuh kemenangan .

Fatwa Menikah

Suatu sore di akhir Ramadhan, beberapa orang ikhwah tampak sedang bercengkrama di teras masjid Baitul Hikmah, Cilandak sambil menunggu waktu berbuka puasa.  Mereka semua adalah para peserta I’tikaf Ramadhan yang datang dari tempat yang berbeda-beda. Dan mereka kini terlibat pembicaraan serius tentang kegiatan dakwah di kampusnya masing-masing. Beberapa saat kemudian datang seorang Ikhwah dengan tergesa-gesa, membawa suatu kabar.
” Assalamualaikum wr wb, Ikhwan semua, antum sudah dengar belum ada fatwa terbaru dari Dewan Syariah, baru keluar pagi tadi lho !”
Dengan serempak mereka menjawab,
” Waalaikum salam, fatwa terbaru tentang apa akhi ? “
” Tentang Menikah !”
” Menikah ? apa saja isi fatwa tersebut ? “
” Isinya cuma satu pasal tapi penting, bahwa mulai sekarang seorang Ikhwan tidak boleh menikah dengan akhwat satu kampus.”
Semua ikhwah yang mendengar terkejut, dan saling memberi komentar satu sama yang lain.
“Apa alasannya akhi, khan tidak melanggar syar’i ?”
“Kok bisa begitu, lalu bagaimana sama yang sudah berproses, langsung dibatalkan ya ..”
“Ane kira ini untuk kepentingan perluasan dakwah juga ..”
“Kalau ane sih milih sami’na wa atho’na saja..”
Setelah beberapa saat terjadi tukar pendapat satu sama lain, akhirnya sang Akhi yang datang bawa kabar tersebut dengan mimik serius menjelaskan,
“Tenang Akhi.., fatwa tersebut memang harus di dukung dan ada dalilnya kok, bukankah Syariah Islam membatasi seorang Ikhwan untuk menikah hanya sampai dengan empat orang akhwat, maka bagaimana mungkin seorang ikhwah mau menikah dengan ‘akhwat satu kampus’ yang jumlahnya ratusan ..!”

 

Senin, 23 Januari 2012

Haruskah menanti?


Bismillahirrahmanirrahim..

Akhi..Penantian panjang untuk menunggu akan aku lewati hanya untukmu, meski seribu kebimbangan menghantuiku, meski ribuan keraguan menjelma atas janjimu.

Aku hanya takut, benarkah kau pantas untuk ku nanti?

Akhi..Ku sembunyikan hati ini untuk memilih menantimu karena ku tahu aku sangat mencintaimu. Namun bukan berarti cinta ini mampu membutakanku agar aku menerima ketidak pastian.

Aku hanya tak tahu, benarkah kau pantas untuk ku nanti?

Akhi..Senyumku ini akan ku leburkan bersama dakwah bersama pendamping yang mampu menuntunku pada Illahi. Bagaimana aku sanggup untuk tahu bahwa kau adalah seorang yang tepat untukku, sedangkan kau sendiri pun tak tahu.

Berilah aku jawaban, benarkah kau pantas untuk ku nanti?

Akhi..Bersamamu ku sadari hati ini ingin menetap, hingga waktu memberiku jawaban bahwa kau adalah pemilik hati ini. Namun sadarilah, bila aku harus tetap menanti sedangkan kau pun tak tahu sampai kapan aku harus menanti, hati terus mengusik kesadaranku.

Maka pastikanlah jawabanmu, benarkah kau pantas ku nanti?

Bila kau memang pantas aku nantikan, ijinkan aku memintamu untuk segera meminang ku dalam kesendirian. Jangan biarkan aku dalam ragu, yakinkanlah hatiku.

Bila kau memang pantas aku nantikan, segera palingkan aku dalam kepahitan janji. Bersegeralah datangi kedua orang tuaku, jangan kau terus biarkan aku menanti dengan alasan-alasan yang tak pernah aku mengerti.

Bila kau memang pantas aku nantikan, biarkan cinta yang ada di hatimu tersimpan rapat sebelum kau halalkan aku. Jangan kau impikan aku dengan cintamu.

***

Harapan yang diberikan kadang memang lebih besar daripada apa yang mampu dijalani, apalagi bila kekasih hati pujaan jiwa yang memberikan. Atas nama cinta, seribu tahun pun mau menanti asal bisa dimiliki sang kekasih.

Baru diberi SmS rayuan, chat gombal, pesan yang melayang-layangkan hati, kamu sudah mau meruntuhkan izzahmu, kehormatanmu yang kamu selalu gadang-gadangkan. Tapi dihadapan ikhwan genit yang suka mengobral janji, kamu sudah tertunduk mengangguk.

Ukhti fillah, jagalah hatimu karena syetan selalu mengintai hidupmu. Bila memang ada seorang ikhwan yang serius padamu, dia tidak akan mampu mengumbar cintanya padamu. Justru dia akan menjaga cintanya dan cintamu sampai kamu halal baginya.

Kalaupun ikhwan itu belum sanggup meminangmu, dia tidak akan mengobral janji-janji yang membuatmu terhanyut. Yakinlah ukhti, Allah Azza Wa Jalla tak akan membiarkanmu dalam kesendirian, jadi sadarilah, dia akan datang di saat yang tepat untukmu.

Namun sebelum dia datang dan pada akhirnya kamu tautkan cinta dan pengabdianmu padanya, jagalah hatimu untuknya agar dia menjaga hatinya untukmu. Jagalah kehormatanmu agar dia pun menjaga kehormatannya sampai kalian dipertemukan kelak. Insyaallah dalam naungan yang bernama pernikahan.

Senin, 28 November 2011

:: Ketika ALLAH Memilihmu Untukku ::

Padamu yang Allah pilihkan dalam hidupku..
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ


Ingin ku beri tahu padamu..
Aku hidup dan besar dari keluarga bahagia..
Orang tua yang begitu sempurna..
Dengan cinta yang begitu membuncah..
Aku dibesarkan dengan limpahan kasih yang tak terhingga..
Maka, padamu ku katakan..
Saat Allah memilihmu dalam hidupku,
Maka saat itu Dia berharap, kau pun sanggup melimpahkan cinta padaku..
Memperlakukanku dengan sayang yang begitu indah..


Padamu yang Allah pilihkan untukku....
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ


Ketahuilah....
Aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku,
Aku bukanlah wanita sempurna,
seperti yang mungkin kau harapkan
Maka, ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu,
Dia ingin menyempurnakan kekuranganku dengan keberadaanmu.
Dan aku tahu,
Kaupun bukanlah laki-laki yang sempurna..
Dan ku berharap ketidaksempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu..
Karena kelak kita akan satu..
Aibmu adalah aibku, dan indahmu adalah indahku, Kau dan aku akan menjadi 'kita'..


Padamu yang Allah pilihkan untukku..
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ

Ketahuilah, sejak kecil Allah telah menempa diriku dengan ilmu dan tarbiyah,
Membentukku menjadi wanita yang mencintai Rabbnya..
Maka ketika Dia memilihmu untukku,
Maka saat itu,
Allah mengetahui bahwa kaupun telah menempa dirimu dengan ilmuNya..
Maka gandeng tanganku dalam mengibarkan panji-panji dakwah dalam hidup kita..

Itulah visi pernikahan kita..
Ibadah pada-Nya ta'ala..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai nahkodaku..
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ

Ingatlah..
Aku adalah mahlukNya dari tulang rusuk yang paling bengkok..
Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah..
Maka, ketahuilah..
Saat itu Dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah
Sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan..
Namun jangan kau coba meluruskanku, karena aku akan patah..
Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah..
Namun tatap mataku, tersenyumlah.. Tenangkan aku dengan genggaman tanganmu..
Dan nasihati aku dengan bijak dan hikmah..
Niscaya, kau akan menemukanku tersungkur menangis dalam pelukanmu..

Maka ketika itu, kau kembali memiliki hatiku..

Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku..
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ

Ketahuilah, ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan..
Maka dimataku kau adalah yang terindah,
Kata2mu adalah titah untukku,
Selama tak bermaksiat pada Allah,
akan ku penuhi semua perintahmu..
Maka kalau kau berkenan ku meminta..
Jadilah hunian yang indah, yang kokoh…
Yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya..
Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku…
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ

Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita..
Maka didiklah mereka menjadi generasi yang dirindukan syurga..
Yang di pundaknya akan diisi dengan amanah-amanah dakwah,
Yang ruh dan jiwanya selalu merindukan jihad..
Yang darahnya mengalir darah syuhada..
Dan ku yakin dari tanganmu yang penuh berkah,
kau mampu membentuk mereka..
Dengan hatimu yang penuh cinta,
kau mampu merengkuh hati mereka..
Dan aku akan selalu jatuh cinta padamu..

Padamu yang Allah pilih sebagai imamku…
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ

Ku memohon padamu..
Ridholah padaku,
Sungguh Ridhomu adalah Ridho Ilahi Rabbi..

Mudahkanlah jalanku ke Surga-Nya..
Karena bagiku kau adalah kunci Surgaku..
ƸӜƷ.¸¸¸.••..ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜƷ..••.¸¸¸.ƸӜ

KU MENCINTAIMU UTUH TAK TERSENTUH


Jika ada yang bertanya, bagaimana aku memandang perkara jodoh, maka akan ku jawab, bagiku sama saja kau menanyakan keyakinanku tentang kematian..
Jodoh dan kematian adalah rahasi-Nya yang tersembunyi dalam tabir keghaiban-Nya, dan tersimpan dengan indah dalam tiap lembar daun di lauhul mahfuzh..
Lalu apa yang ku khawatirkan? Dan kenapa pula ku harus mengejar? Tidak, aku tak sudi.. Ku katakan padamu wahai para wanita perhiasan terindah dunia..
Jangan pernah mengobral murah kehormatanmu untuk hal yang kau sendiri tak yakin kehakikiannya? Pahamkah maksudku?
Ku tanya padamu, pernahkah kau jatuh cinta? Ku akui, akupun juga… Tapi tak pantas bagi kita mengumbar rasa itu.. Rasa yg entah akan berlabuh di mana?
Lalu pikirkan, jika dia yang kau cinta, yang mengganggu tidurmu, membuatmu menangis karena rindu, ternyata bukan atau mungkin tak kan pernah menjadi pendampingmu, atau bukan kau yang dia pilih? Tak malukah? Tak malukah?
Lalu, apa masih mampu kau tatap wajah suamimu kelak dengan cinta yang seutuhnya jika ternyata dulu kau pernah menaruh separuh hatimu pada lelaki lain…
Wahai  para lelaki, tak cemburukah? Tak cemburukah? Tak cemburukah kau jika saat ini wanita yang kau pilih kelak sedang menyerahkan hatinya pada lelaki selainmu, namun ternyata kau yang akan meminangnya.
Tak sakit hatikah bila ketika bersamamu, ternyata dia tengah membandingkanmu dengan sosok lain dalam hatinya? Tak sedihkah? Tak sakitkah? Tak cemburukah? Jika kau, para lelaki, menjawab ‘ya’ maka, itu pula yang kami, wanita, rasakan..
Takkan pernah bosan ku ingatkan, bahwa yang akan berlaku tetaplah ketetapan-Nya…. Sekuat apapun usaha kalian jika tak sejalan dengan kehendak-Nya, maka tak akan pernah terjadi.. .
Lalu, buat apa kau mubazirkan waktumu? Untuk apa Kau kuras energi? Kerana apa kau habiskan airmatamu?…. untuk orang yang belum tentu menjadi milikmu? Untuk apa?
Dan ku katakan padamu. Mungkin kau yang akan memilihku belum ku cinta saat itu. Tapi ketahuilah, karena kau memilihku, kau ku cinta…
Bukankah jatuh cinta adalah sebuah proses? Akan ada sebab, akan ada hal yang membuatku jatuh cinta padamu, dan kau pun akan mencintaiku.. Dan ketika itu terjadi, semua telah terangkai dengan indah dalam kerangka kehalalan, dalam ikatan pernikahan yang disebut mitsaqan ghalizhan..
Dan tak akan pernah ada ragu ku katakan kuserahkan cintaku UTUH TAK TERSENTUH, padamu.. Hanya padamu.. ya, hanya padamu dan untukmu duhai cintaku….